Berita

WASPADA SERANGAN OPT MUSIM TANAM 2023

Menjelang musim tanam kedua yang beriiringan dengan masuknya Musim Kemarau (MK), Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan menginisiasi langkah antisipasi serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT). Salah satu langkah yang dilakukan yaitu dengan melakukan pemetaan daerah endemis OPT berdasarkan hasil analisis kategori wilayah serangan OPT dan data luas serangan selama enam musim terakhir yaitu MK 2017 hingga MK 2022.

Hasil analisis kategori wilayah serangan OPT selama enam musim terakhir menunjukkan bahwa  OPT yang perlu diwaspadai untuk Musim Kemarau 2023 yaitu serangan Tungro yang masuk kategori endemis di Kabupaten Kapuas Provinsi Kalimantan Tengah. Berdasarkan data tahun 2022, serangan Tungro di Provinsi Kalimantan Tengah menyebabkan gagal panen (puso) dalam skala luas. Hal ini diakui Kepala Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Tengah. 

Kondisi tersebut segera ditindaklanjuti Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan dengan terjun langsung melakukan monitoring ke kabupaten dengan luas puso tertinggi tersebut, sekaligus melaksanakan kegiatan Bimbingan Teknis Penanganan Penyakit Tungro bagi petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan. Bimtek Penanganan Tungro dirasa perlu dilaksanakan juga di Provinsi Kalimantan Selatan yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Kapuas, yang diduga menjadi sumber penyakit Tungro yang menyerang di Kabupaten Kapuas Kalimantan Tengah.

Selain Tungro, berdasarkan rerata serangan enam MK terakhir, OPT yang paling banyak menyebabkan puso adalah tikus dan wereng batang coklat (WBC). Beberapa kabupaten dengan kategori Sporadis OPT tikus dan WBC diantaranya terletak di Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Kep. Bangka Belitung, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Banten, Bali, NTT, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Sulawesi Barat dan Papua Barat.

Selama periode Januari – Maret 2023, puso tertinggi diakibatkan serangan tikus. Beberapa provinsi dengan luas serangan tikus tertinggi diantaranya Jawa Barat, Sulawesi Selatan, Jawa Tengah, Sumatera Selatan, Jawa Timur, Sumatera Barat, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Aceh dan Lampung. Diantara 10 provinsi tersebut, luas puso tertinggi serangan tikus terjadi di Provinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah. Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan melakukan berbagai langkah pengendalian hama tikus secara terpadu antara lain melalui peningkatan populasi dan peran musuh alami (mendirikan rumah burung hantu di beberapa Provinsi), gerakan pengendalian gropyokan terutama sebelum tanam, melakukan sosialisasi kepada petani untuk melakukan pemasangan Trap Barier System (TBS), atau dengan memasang Linear Trap Barier System (LTBS) yang di pindahkan secara periodik ke dekat habitat utama tikus. Selain itu dilakukan pengendalian secara dini mulai dari sebelum tanam, pesemaian, dilakukan secara intensif dan berkelanjutan.

Berdasarkan data selama periode Januari – Maret 2023, luas serangan dan luas puso penggerek batang padi (PBP) lebih tinggi dibandingkan serangan WBC. Beberapa provinsi dengan luas serangan tertinggi akibat penggerek batang padi diantaranya Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Sumatera Selatan, Aceh dan Kalimantan Timur. Diantara 10 provinsi tersebut, luas puso akibat serangan penggerek batang padi terjadi di Provinsi Jawa Timur. 

Sama halnya dengan serangan tungro dan tikus, Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan selalu berupaya melakukan tindak lanjut terhadap serangan PBP, termasuk jika terjadi serangan jenis OPT lainnya. Pengendalian OPT dilakukan dengan sistem PHT, baik secara pre emptif dan responsif. Direktur Perlindungan Tanaman Pangan selalu mengutamakan pengendalian pre emptif menggunakan Agens Pengendali Hayati (APH), agar serangan OPT dapat ditekan sedini mungkin sehingga tidak terjadi ledakan OPT. 

Upaya pemetaan daerah endemis OPT yang dilakukan Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan harapannya dapat dimanfaatkan oleh petugas POPT lapangan agar lebih waspada terhadap serangan OPT musim tanam yang akan datang sesuai kategori wilayah serangan masing-masing wilayah pengamatan. Selain itu, diharapkan petugas POPT dapat memberikan rekomendasi pengendalian sedini mungkin kepada petani terhadap serangan OPT yang dapat terjadi di masing-masing wilayah.

Penulis: Lilis Lisnawati. S.Si.

Share :